Haji Berkali-Kali Atau Membantu Orang Miskin
Menurut Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak di laman nu online, ukuran baik atau tidaknya suatu amal dan perbuatan ditentukan dari segi manfaatnya baik bagi perseorangan, kelompok, dan masyarakat. Karena menurutnya, Islam sebagai agama terakhir yang sempurna dan diridhai oleh Allah swt memberikan petunjuk yang lengkap kepada semua umat manusia yang mau mengikutinya. Dan diantara petunjuknya adalah menekankan asas manfaat dalam setiap amal dan perbuatan. Beliau mencontohkan bahwa menyantuni orang yang susah dan mereka yang kesulitan dalam kehidupan ekonomi, lebih baik dari melaksanakan ibadah haji yang kedua kali atau ketiga kalinya. Menurut Kiai Zakky, kewajiban ibadah haji hanya satu kali saja, sedangkan membantu orang-orang yang miskin dan menyantuni mereka yang ditimpa kesulitan lebih banyak manfaatnya untuk umat.
Ketua Lembaga Dakwah PBNU 2010-2015 lalu mengisahkan sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa ada seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang melewati lembah terpencil, di sana terdapat mata air yang tawar dan jernih. Sahabat mengagumi tempat tadi, ia berkata: "Bagaimana jika aku mengasingkan diri dari orang yang ramai, dan tinggal di lembah itu untuk beribadah kepada Allah swt sebanyak-banyaknya dengan khusyu’ dan penuh ketenangan”. Namun demikian ia belum berani melaksanakan rencananya sebelum meminta izin kepada Rasulullah saw. Setelah menjumpai Rasulullah dan menyampaikan maksudnya, Nabi SAW menjawab: “Jangan kamu lakukan, sebab kedudukan salah seorang diantaramu berjuang di jalan Allah lebih utama dari pada melaksanakan shalat selama tujuh puluh tahun, tidakkah kamu menghendaki ampunan Allah dan dimasukkan ke dalam surga? Berjuanglah di jalan Allah, barangsiapa berjuang di jalan-Nya maka ia akan mendapatkan surga." (HR Tirmidzi, Ahmad, dan Baihaqi).
Sehingga, menurutnya, kegiatan yang paling utama adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat. Ia menegaskan bahwa asas yang paling manfaat dalam beramal harus selalu diprioritaskan. Hal ini juga berlaku dalam ilmu dan ibadah. Ibadah manfaatnya untuk pelakunya, sedang ilmu bermanfaat untuk umat secara umum. Selanjutnya ia menerangkan bahwa ilmu dapat membimbing umat manusia menuju kesuksesan duniawi dan ukhrawi serta kebahagiaan lahir dan batin.
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar