Khutbah Jum'at Tentang Kisah Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Khutbah I
الحَمْدُ لله وَاهِبِ العَطِيَّة
وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى خَيرِالبَرِيَّة محُمَّدٍابْنِ عَبدِاللهِ وَعلى ألِهِ
وصَحْبِهِ ومَنْ وَالَاه أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك وأشهد أنّ سيّدَنا
محمّدًا عَبْدُه ورسوله لانبيَّ بعده أمّا بعد : فَيَاعِبادَ الله أُوصِيكم ونفسي بتقوَى
الله فَقَدْ فازَ المتّقون وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرِ الزّادِ التَّقوَى قال
الله تعلى فى القرأنِ الكريم أعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم سُبۡحَٰنَ
ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى
ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ
ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Hadirin sidang jum’ah yang
berbahagia!
Alloh SWT berfirman yang
tertuang dalam Surat Al-A’rof ayat 176
فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
Maka ceritakanlah (kepada
mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Sufyan bin Uyainah RA
berkata:
عِنْدِ ذِكْرِ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ
Dari penjelasan yang ada
dalam kitab ihya ulumuddin, bahwa yang dimaksud dengan rohmat disini adalah
masuk surga dan bertemu dengan Alloh SWT. Sehingga, dengan menceritakan dan
mendengar kisah orang-orang soleh, diharapkan menjadi wasilah yang menggerakkan
hati serta hasrat yang kuat untuk mengikuti jejak mereka dalam berbuat kebaikan
agar memperoleh rohmat tersebut.
Hadirin sidang jum’ah yang
berbahagia!
Dalam perjalanan Isra
Mi’raj, setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Masjid Aqso, Ia solat berjamaah
dengan malaikat, para nabi dan utusan sebanyak 2 rakaat, dan Ia sendiri yang
bertindak sebagai imam. Kemudian, saat Nabi dan Malaikat Jibril keluar masjid,
tiba-tiba tersedia tangga yang indah dan mewah yang terbuat dari emas, perak,
yakut, jabarjud, jamrud, intan, permata dan berlian, yang menghubungkan dunia
dengan Langit ke-1 hingga ke Arasy. Lalu, Malaikat Jibril mengajak Nabi menaiki
tangga tersebut (Tafsir Jamal Hal. 610 Jilid II).
Dalam waktu yang relatif
singkat, Nabi bersama Jibril tiba di langit ke-1 dan bertemu dengan Nabi Adam
AS, kemudian naik lagi ke langit ke-2 dan bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi
Isa AS. Lalu ke langit ke-3 dan bertemu dengan Nabi Yusuf AS, ke langit ke-4
dan bertemu dengan Nabi Idris AS, ke langit
ke-5 dan bertemu dengan Nabi Harun, ke langit ke-6 dan bertemu dengan
Nabi Musa AS, ke langit ke-7 dan bertemu dengan Nabi Ibrohim AS. Kemudian Nabi
naik lagi ke langit ke-8 dan disana Ia melihat pohon raksasa yang lebar daunnya
sebesar telinga gajah, buahnya sebesar kendi air. Di Sidrotil Muntaha inilah
nabi diberi wahyu oleh Alloh SWT berupa perintah solat. Kemudian disini Nabi
mengucapkan kalimat penghormatan atau salam sbb:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ
لِلَّهِ
Lalu dijawab oleh Alloh
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
kemudian dijawab lagi oleh Nabi
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ
الصَّالِحِينَ
Lalu malaikat yang ada di
langit menyambutnya dengan mengucapkan kalimah syahadat
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
Setelah itu Alloh SWT
mewajibkan Nabi dan umatnya untuk melaksanakan solat 50 waktu sehari semalam
dan Nabi menerimanya dengan senang hati. Kemudian Nabi pulang/turun ke langit
ke-7 dan dilanjutkan ke langit ke-6 dan bertemu lagi dengan Nabi Musa AS, lalu,
Ia bertanya kepada Nabi SAW,
مَا فَرَضَ رَبُّكَ عَلَى أُمَّتِكَ؟
Apa yang diwajibkan oleh
Alloh untuk umatmu?
Nabi menjawab:
خَمْسِيْنَ صَلَاةً فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
Alloh telah mewajibkan solat
50 waktu sehari semalam.
Lalu Nabi Musa menyuruh Nabi
untuk kembali dan meminta keringanan kepada Alloh, karena Nabi Musa yakin jika
umat kanjeng Nabi tidak akan mampu mengerjakan solat sebanyak itu, karena Nabi
Musa pun telah mencobanya kepada Bani Isroil (banyak yang tidak mampu). Kemudian
Nabi kembali kepada Alloh seraya berkata: “Ya Alloh ya Tuhanku, ringankanlah
kepada umatku.” Maka Alloh menguranginya, sehingga menjadi 45 waktu.
Kemudian Nabi pulang dan
melewati langit ke-6 dan ditanya lagi oleh Nabi Musa: “bagaimana hasilnya,
wahai Muhammad?” Nabi menjawab bahwa Alloh telah menguranginya menjadi 45
waktu. Kemudian Nabi Musa berkata “masih berat untuk umatmu. Coba kembali lagi
dan mohon keringanan.” Setelah itu Nabi bolak balik, hingga Alloh memutuskan
bahwa Nabi berikut umatnya wajib melaksanakan solat 5 waktu sehari semalam yang
pahalanya sama dengan pahala solat 50 waktu bagi umat terdahulu. (HR.
Bukhari-Muslim, Tafsir Jamal Jilid II, Hal. 612-613)
Hadirin sidang jumah yang
berbahagia!
Setelah Nabi mendapatkan
perintah tersebut, Ia turun ke Baitul Muqoddas dan pulang ke Masjid Harom
diantar oleh Jibril dan Mikail. Setibanya Nabi dari perjalanan Isro dan Mi’raj,
di pagi hari, Senin 27 Rajab, Nabi mengundang Kaum Quraisy untuk menyampaikan peristiwa
Isra dan Mi’raj yang dialaminya. Pada saat Nabi menyampaikan, sikap kaum Qraisy
terbagi menjadi 3 golongan; ada yang membenarkan yaitu Abu Bakar CS, ada yang
mengingkari bahkan menertawakan, yaitu Abu Jahal CS., ada yang ragu-ragu, yaitu
Abdullah bin Ubay dan Mut’im bin Ady.
Orang kafir Quraisy dibawah
komando Abu Jahal dan Mut’im bin Adi meminta ciri bukti fakta nyata bahwa
Muhammad telah benar-benar menjalani Isra dan Mi’roj dengan beberapa
pertanyaan. Maka nabi mampu menjawab semua pertanyaan sesuai dengan kenyataan.
Pada saat orang kafir
menertawakan dan menghina Nabi, saking tidak percayanya terhadap peristiwa Isra
Mi’raj, maka Alloh menurunkan wahyu, yaitu Surat Al Isro ayat 1 :
سُبۡحَٰنَ
ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى
ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ
ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang
telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Ayat tersebut bertujuan
untuk meyakinkan bahwa peristiwa Isra dan Mi’raj bukanlah Nabi yang berjalan
dari Masjid Harom ke Masjid Aqso, dan bukan pula Nabi naik ke langit ke-1 hinga
langit ke-7, kemudian ke rof-rof, mustawa dan ke Sidrotul Muntaha dengan
kemauan dan kemampuan sendiri, melainkan semata-mata diisrokan dan dimi’raj kan
oleh Alloh SWT. Sebagai mu’jizat Nabi Muhammad SAW.
Alloh sangat murka terhadap
orang-orang yang tidak percaya akan peristiwa isra dan mi’roj Nabi, sehingga Ia
menurunkan wahyu sbb:
وَمَا جَعَلۡنَا ٱلرُّءۡيَا ٱلَّتِيٓ أَرَيۡنَٰكَ إِلَّا
فِتۡنَةٗ لِّلنَّاسِ (Al-Isro:60)
Dan Kami tidak menjadikan
apa yang telah Kami perlihatkan kepadamu (yaitu Isro dan Miroj), melainkan
sebagai ujian bagi manusia.
Ayat lain yang menunjukan kemurkaan
Alloh terhadap orang yang tidak percaya kepada Nabi yang berkaitan dengan
peristiwa Isro dan Miroj terkandung dalam Alquran surat An-Najm ayat 12-14,
sbb:
أَفَتُمَٰرُونَهُۥ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ
(12) وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ (13) عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ (14)
Maka apakah kaum (musyrik
Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?. Dan sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.
Hadirin sidang jum’ah yang
berbahagia!
Pelajaran yang dapat diambil
dari kisah Isro dan Mi’raj yaitu:
1.
Kita wajib percaya
dan meyakini bahwa peristiwa tersebut adalah ciri bukti tanda nyata kekuasaan
Alloh atas segala sesuatu.
2.
Peristiwa tersebut
merupakan salah satu mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad, yaitu
sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa diterima hanya dengan akal semata,
melainkan wajib diterima dengan keimanan terhadap Alloh SWT.
3.
Kita wajib
melaksanakan solat lima waktu seoptimal mungkin, mengerjakan dengan
sebaik-baiknya dan dilengkapi dengan solat sunah; baik rawatib yaitu qobliyah
dan ba’diyah maupun nawafil seperti tahajjud, dhuha, witir, tasbih, dlsb, serta
menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan solat. Solat juga harus dilaksanakan
berdasarkan iman, islam, ilmu dan ikhlas, agar solat kita diterima Alloh SWT.
Nabi bersabda
الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ
الدِّينَ ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ
Solat adalah tiang agama. Barang siapa
mendirikan solat berarti Ia telah mengakkan agama (Islam) dan barang siapa
meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan Agama (Islam).
Oleh karena itu,
عَجِّلُوْا بِالصَّلَاةِ قَبْلَ
الفَوْتِ، وَعَجِّلُوا بِالتَّوْبَةِ قَبْلَ المَوْتِ
Bersegeralah mengerjakan
solat sebelum habis waktu dan segeralah bertaubat sebelum habis usia.
Demikianlah khutbah awal
yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
بارك الله لى ولكم
Khutbah II
الحَمْدُ لله وَاهِبِ العَطِيَّة وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى
خَيرِالبَرِيَّة محُمَّدٍابْنِ عَبدِاللهِ وَعلى ألِهِ وصَحْبِهِ ومَنْ وَالَاه
أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك وأشهد أنّ سيّدَنا محمّدًا عَبْدُه ورسوله
لانبيَّ بعده أمّا بعد : فياعباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتّقون وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرِ الزّادِ التَّقوَى قال الله تعلى فى القرأنِ الكريم أعوذ
بالله من الشّيطان الرّجيم سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ
ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا
حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اللهمّ أَصْلِحْ
ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنِجِّنَا
مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا
وَمَابَطَنَ اللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ
التَوَّابُ الرَحِيْمُ وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا
قَابِلِيْنَ لَهَا وَأَتمِّهَا عَلَيْنَا اللّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ
وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ. رَبَّنَا أتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار . والحمد لله ربّ
العالمين
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Oleh KH. I. Solihin, Drs., M.SI
Pimpinan PonPes Riyadlu As-Shalihin Cihaur Cipakat Singaparna
Katib Syuriah Nu Kab. Tasikmalaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar