blog islami yang berisi bacaan doa sehari-hari, seperti doa selamat dan tolak bala, doa setelah sholat fardhu, doa sholat tahajud, doa sholat duha, doa qunut witir di bulan ramadhan, doa qunut subuh, dll. Selain itu terdapat juga bacaan dzikir dan doa di bulan ramadhan, niat puasa ramadhan, niat puasa sunnah rajab, sya'ban, dzulhijjah, syawwal, dll. Materi khutbah jumat, khutbah idul fitri, khutbah Idul Adha, khutbah bahasa sunda, pembukaan khutbah, pembukaan pidato, sejarah tokoh dan kyai

Pendapat Ahli Tafsir tentang Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Pendapat Ahli Tafsir tentang Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW


Isra adalah perjalanan malam hari dari Mekkah ke Baitil Maqdis (Palestina) dan Mi’raj adalah naik ke langit sampai ke langit ketujuh dan bahkan sampai ke tempat yang lebih tinggi yaitu Sidrotul Muntaha dan Mustawa.
Isra dan Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw., dengan ditemani Malaikat Jibril setahun sebelum beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah, yaitu pada tanggal 27 Rajab (621 M), dan dilakukan dengan tubuh dan ruh beliau, dalam arti dengan sadar, bukan dalam mimpi atau hanya dengan ruh saja.

سُبْحانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ,هُوَ السََّمِيْعُ الْبَصِيْر )الإسراء : ١)
                                                   
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al Isra’:1)

Berkata Abu Jafar bin Jarir At-Thabari (wafat 310 H.) dalam kitab tafsirnya yang masyhur (Thabari) juz 15 hal. 16-17 “adalah pendapat yang hak menurut faham kami, bahwa Alloh memperjalankan hamba-Nya Nabi Muhammad Saw., dari masjid Al-Haram ke mesjid Al-Aqsha seperti yang dinyatakan dalam ayat ini. Juga dalam banyak hadits, bahwa Alloh memperjalankan beliau dengan kendaraan Buraq, bahwa beliau sembahyang disitu dengan para nabi dan rasul, lalu Alloh memperlihatkan apa yang dapat dilihatnya malam itu.
Maka nyatalah tak berarti perkataan orang yang mengatkan bahwa beliau isra dengan ruh saja, karena kalau begitu tentu dalam hikayat isra dan mi’raj ini tak satupun yang akan diambil menjadi dalil atas kenabian beliau dan tidak dapat dipakai untuk penegak kerasulan beliau, dan tidak aka nada orang yang ingkar kepada beliau dalam isra dan tidak pula akan kafir orang yang tidak mengakui isra dan mi’raj ini, karena menurut pendapat yang sehat dari manusia tidak aka nada yang orang yang akan membantah mimpi walaupunberjalan dalam semalam perjalanan jarak setahun jalan kaki, apalagi kalau haya berjalan sebulan atau sehari.
Alloh tidak mengabarkan kepada kita, bahwa ia membawa ruh hamba-Nya atau membawa jasad hamba-Nya…”

Berkata ahli tafsir yang terkenal ‘Alaudin ‘Ali bin Muhammad Al-Khazin pada juz IV halaman 110 “dan yang hak, yang dipegang oleh ulama salaf, ulama khalaf, ahli-ahli fiqih, ahli haditsdan ahli ushuluddin, bahwa Nabi Muhammad Saw., dibawa oleh Alloh malam hari dengan ruh dan tubuh, karena perkataan “’abdihi” itu meliputi tubuhh dan ruh, apalagi kalau memperhatikan hadits-hadits yang sahih yang bertalian dengan isra dan mi’raj ini”, demikian dalam kitab Tafsir Khazin yang selesai dikarang pada tahun 752 H.

Berkata ahli tafsir yang terkenal Abu Muhammad Husein Al-Faraa’ yang terkenal dengan kitabnya yang bernama Tafsir Al-Baghawi (wafat tahun 516 H); “dan menurut pendapat yang bayak (jumhur) dalam kalangan umat islam, bahwa nabi Muhammad Saw., melakukan perjalanan isra dan mi’raj dengan ruh dan tubuh beliau. Hadits yang shahih banyak yang mengtakan hal itu.

Berkata ahli tafsir Sulaiman bin Umar Al-‘Ujaili, yang terkenal dengan tafsir Jamal ke II halaman 608 “Bi’abdihi artinya dengan tubuh dan ruh menurut pendapat-pendapat yang mu’tamad (yang dapat dijadikan sandaran), demikian guru-guru kami mengatakan”.

Berkata ahli tafsir Imam Abul Barakat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud pengarang kitab tafsir yang terkenal dengan nama tafsir Nasafi juz III halaman 306 “dan mi’raj itu terjadi satu tahun sebelum hijrah dalam keadaan yaqdzah ( terbangun/ mata terbuka/tidak dalam keadaan tidur)

Abbas, Siradjuddin K.H., 40 Masalah Agama, Pustaka Tarbiyah, Jakarta : 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar