Dalil Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Menurut Al-Quran, Hadits dan Penjelasan Para Ulama
Allah SWT telah menegaskan bahwa bulan Dzulhijjah demikian istimewa dan memasukannya dalam salah salah satu bulan yang dimuliakan. Seperti dalam keterangan ayat berikut:إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (سورة التوبة: ٣٦)
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)” (QS at-Taubah: 36).
Keistimewaan bulan dzulhijjah telah dijelaskan dalam artikel NU Online seperti berikut:
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
Artinya: 1. Demi fajar; 2. Demi malam yang sepuluh. (QS. Al-Fajr: 1-2)
Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat dalam mengartikan ayat kedua. Ada yang berpendapat yang dimaksud adalah 10 hari terakhir di Ramadhan. Dengan alasan bahwa Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam sangat menjaga 10 malam terakhir di Ramadhan. Tidak hanya itu, di antara malam itu juga bertepatan dengan Lailatul Qadar. Ada yang berpendapat 10 hari awal Muharram; karena pada Muharram terdapat hari yang sangat mulia, yaitu hari Asyura. Dan yang terakhir berpendapat bahwa ayat tersebut menjelaskan 10 hari awal Dzulhijjah. Karena pada Dzulhijjah bertepatan dengan kesibukan umat Islam dalam menjalankan pilar Islam yang kelima, yaitu ibadah haji ke Baitullah. (Fakhruddin Ar-Razi, Tafsîr Mafâtîhul Ghaib, [Bairut, Dârul Fikr: 1992], juz XXXI, halaman: 149).
Hanya saja, pendapat yang sahih sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir adalah pendapat ketiga, yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah. (Abul Fida’ Ad-Dimisqi, Tafsîr Ibnu Katsîr, [Bairut, Dârul Fikr: 1999], juz VIII, halaman 391).
Keutamaan 10 hari pertama bulan dzulhijjah dapat kita jumpai pada penjelasan hadits berikut:
مَا مِنْ أَيَّامٍ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّام. يَعْنِي أَيَّامُ الْعُشْرِ. قَالُوْا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ. (رواه البخاري)
Artinya: Tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini. Rasulullah menghendaki 10 hari (awal Dzulhijjah). Lantas para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah? Rasulullah Shallalâhu Alaihi Wasallam menjawab: Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid). (HR. Al-Bukhari). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, halaman: 77-78).
Dalam hadits ini seakan Rasulullah SAW hendak memberikan motivasi yang luar biasa kepada para sahabat dan umatnya untuk tidak menyia-nyiakan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Karena banyaknya keutamaan dan kemuliaan pada hari-hari itu. Bahkan perbandingannya dengan jihad di jalan Allah. Seperti adanya hari Arafah dan hari penyembelihan kurban, sekaligus menjadi hari pelaksanaan ibadah haji. Umat Islam sepakat bahwa hari-hari tersebut merupakan hari yang sangat dimuliakan oleh Allah Ta’ala. Hadits di atas juga memberikan pemahaman bahwa ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan saat itu lebih mulia dan lebih besar pahalnya daripada di hari-hari lainnya.
Syekh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al-Mubarakfuri menyampaikan penjelasan ulama:
لِأَنَّهَا أَيَّامُ زِيَارَةِ بَيْتِ اللهِ وَالْوَقْتُ إِذَا كاَنَ أَفْضَلَ كاَنَ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِ أَفْضَلُ
Artinya: Karena 10 hari awal Dzulhijjah tersebut menjadi hari berkunjung ke Baitullah, sementara suatu waktu apabila lebih mulia dari waktu yang lain, maka amal kebaikan di dalamnya juga lebih utama. (Abdurrahman Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwadi, [Bairut, Dârul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1999], juz III, halaman: 386).
Karenanya sangat beruntung bagi umat Islam yang bisa memanfaatkan 10 hari awal bulan Dzulhijjah dengan amalan ibadah dan berbagai kebaikan lainnya.
Untuk mengisi amalan di 10 hari awal dzulhijjah, berikut sebagian dzikir yang bisa Anda baca dari tanggal 1-10 Dzulhijjah, silahkan kunjungi link berikut.
Untuk penjalasan utuhnya, silahkan simak "10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Sangat Istimewa, Ini Dalilnya" di laman NU Jawa Timur yang melansir artikel brjudul "Keutamaan 10 Hari Awal Dzulhijjah dalam Al-Qur’an dan Hadits" dari laman NU Online
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar