Khutbah Jumat Singkat Padat: Berbakti Kepada Orang Tua
Khutbah
pertama
الحَمْدُ لله الّذِي خَلَقَ عِبادَهُ
لِعِبَادَتِهِ والصلاة والسلام على رسولِه سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى أله وصحبه ومن
تَبِعِهُ إلى يومِ القيامة . أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . أمَّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ
أُوْصِيْكُمْ وإيّاي بِتَقْوَى اللهِ فقد فاز المتّقون. قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى: وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَیۡهِ
حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ
ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَٰلِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ
Hadirin Sidang Jum’at rahimakumullah
Mari kita merenung sejenak, kita
hadirkan wajah orang tua di tempat yang mulia ini. Ibu yang sudah mengandung kita
sembilan bulan lamanya. Ayah yang ikut menemani, menjaga, dan menunggu
kehadiran kita di muka bumi. Lelah, letih tak membuat mereka perih. Susah,
payah tak membuat meraka menyerah. Karena mereka tahu bahwa mereka sedang
mengemban sebuah amanah. Mereka medidik, mengasuh dan membesarkan kita hingga
kita cukup usia, sedang mereka lanjut usia. Bahkan, tak jarang, mereka masih
membimbing kita meski kita sudah merasa tua. Karena mereka tahu kasih sayang
dan cinta tak kan lekang oleh masa.
Allah SWT berfirman dalam surat Luqman
ayat 14, yang berisi perintah kepada manusia untuk berbakti dan berbuat baik
kepada kedua orang tua, terutama ibu. Karena kehadiran kita di dunia ini tak
terlepas dari peran dan pengorbanan seorang ibu:
وَوَصَّيْنَا
الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ
وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ
الْمَصِيْرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu. (Luqman, ayat 14)
Hadirin Sidang Jum’at rahimakumullah
Lantas, apakah balasan kita?
Ya, berbuat baik dan berbakti kepada orang
tua atau birrul waalidain. Itulah tugas dan kewajiban kita. Tentu sudah
banyak kebaikan dan bakti kita kepada orang tua, meski tak akan sebanding
dengan pengorbanan mereka dan tak akan bisa membayar perjuangan mereka. Namun, pernahkah
kita membentak mereka? Seringkah kita mengabaikan perintah mereka?
Jika jawabannya iya, maka kita harus mengingat dan mengamalkan
perintah dan menjauhi larangan Allah dalam firman-Nya berikut:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ
اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik. (Al Isra, ayat 23)
Dalam ayat selanjutnya Allah SWT
berfirman:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
(Al
Isra, ayat 24)
Hadirin Sidang Jum’at rahimakumullah
Berbakti kepada orang tua sudah Allah SWT jelasakan dalam kedua ayat diatas.
Perkataan “ah” (atau sejenisnya) saja jangan
kita ucapkan kepada mereka, apalagi hingga membentak dan ungkapan-ungkapan, serta
perilaku buruk lainnya yang dapat menyakiti hati orang tua. Namun, kita
diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang baik, lemah-lembut, menunjukan
sikap sopan-santun, kasih-sayang, dan cinta kepada kedua orang tua. Serta mendo’akan
keduanya dengan do’a “Ya Allah
sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi dan mendidiku di waktu kecil”
Masih dalam ayat diatas, perintah berbuat
baik dan berbakti kepada orang tua bahkan ditempatkan setelah perintah tauhid. Hal
ini menunjukkan pentingnya berbakti atau berbuat baik kepada orang tua ini atau birrul
walidain. Bahkan, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menempatkan birrul
walidain/ berbuat baik kepada orang tua sebagai amal atau perbuatan yang lebih dicinta
Allah SWT setelah shalat tepat waktu, dan sebelum jihad fii sabilillah.
Berikut hadits Rasulullah SAW Ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
أيُّ
العَمَلِ أحَبُّ إلى اللَّهِ؟ قالَ: الصَّلاةُ علَى وقْتِها، قالَ: ثُمَّ أيٌّ؟
قالَ: ثُمَّ برُّ الوالِدَيْنِ قالَ: ثُمَّ أيٌّ؟ قالَ: الجِهادُ في سَبيلِ
اللَّهِ قالَ: حدَّثَني بهِنَّ، ولَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزادَنِي
“Amal apa yang paling dicintai Allah ‘Azza Wa
Jalla?”. Nabi bersabda: “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi:
“Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab: “Lalu birrul waalidain”. Ibnu Mas’ud bertanya
lagi: “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab: “Jihad fi sabilillah”. Demikian yang
beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau akan menambahkan
lagi (HR. Bukhari dan Muslim).
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Jumat Singkat Padat: Berbakti Kepada Orang Tua
Khutbah
Kedua
الحَمْدُ
لله الّذِي خَلَقَ عِبادَهُ لِعِبَادَتِهِ والصلاة والسلام على
رسولِه سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى أله وصحبه ومن تَبِعِهُ إلى يومِ القيامة . أشْهَدْ
أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .
أمَّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وإيّاي بِتَقْوَى اللهِ فقد
فاز المتّقون, أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، إِنَّ
اللّٰهَ وَمَلۤئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَيْهِ آمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
يَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعْوَاتِ،
اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَآءَ
وَالْفَأْرَةَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ
وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً
وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. يَاعِبَادَ اللّٰهِ إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
وَإِيْتَآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْئَلُهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ،
وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْ
Topik Terkait:
khutbah jumat jelang idul adha
khutbah jumat lengkap dengan doanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar