blog islami yang berisi bacaan doa sehari-hari, seperti doa selamat dan tolak bala, doa setelah sholat fardhu, doa sholat tahajud, doa sholat duha, doa qunut witir di bulan ramadhan, doa qunut subuh, dll. Selain itu terdapat juga bacaan dzikir dan doa di bulan ramadhan, niat puasa ramadhan, niat puasa sunnah rajab, sya'ban, dzulhijjah, syawwal, dll. Materi khutbah jumat, khutbah idul fitri, khutbah Idul Adha, khutbah bahasa sunda, pembukaan khutbah, pembukaan pidato, sejarah tokoh dan kyai

PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN MENURUT AL-QURAN DAN AL-HADITS


A.    PENGERTIAN ILMU
      Secara etimologi, kata “ilm’ memiliki arti kejelasan. Seringkali kata ilmu semakna dengan “ma’rifah”yang berarti pengetahuan, hanya bedanya “ma’rifah” didahului dengan ketidaktahuan sedangkan ilmu tidak mesti didahului dengan ketidaktahuan.

PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN MENURUT AL-QURAN DAN AL-HADITS, pengertian ilmu, keutamaan ilmu, manfaat ilmu

Pengertian ilmu secara terminology, menurut Al-Ghazali (Ihya ‘Ulumiddin [3]:12):
فالعالم عبارة عن القلب الّذي فيه يحلّ مثال حقائق الأشياء. والمعلوم عبارة عن حقائق الأشياء. والعلم عبارة عن حصول المثال في المرأة. لانّ العلم عبارة عن وصول الحقيقة اِلى القلب.
Artinya :”Maka ‘alim (yang mengetahui) adalah rumusan tentang hati yang padanya salinan hakikat segala sesuatu bertempat, Ma’lum (yang diketahui) adalah rumusan tentang hakikat segala sesuatu, dan ilmu adalah rumusan tentang terhasilkannya salinan objek itu pada cermin (kalbu), karena ilmu adalah rumusan tentang sampainya hakikat itu ke dalam kalbu”.
Pengertian Ilmu  menurut beberapa ulama yang dirangkum oleh Ali bin Muhammad al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat adalah:
العلم هو الاِعتقاد الجازم المطابق للواقع
Artinya :”Ilmu adalah keyakinan yang pasti yang sesuai dengan realitas/kenyataan”.
حصول صورة الشّيء في العقل
Artinya :”Terhasilkannya gambaran sesuatu yang ada dalam fikiran”.
اِدراك الشّيء على ما هو به
Artinya :”Menemukan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan”.
زوال الخفاء من المعلوم
Artinya :”Hilangnya kesamaran dari sesuatu yang diketahui”.
العلم صفة راسخة يدرك بها الكلّيات والجزئيات
Artinya :’Suatu sifat yang dengan sifat itu bisa diketahui sesuatu yang bersifat universal dan partikular”.
العلم وصول النفس الى معنى الشّيء
Artinya :”Pemahaman jiwa terhadap makna sesuatu”.
عبارة عن اِضافة مخصوصة بين العاقل والمعقول
Artinya :”Suatu rumusan yang merupakan hasil hubungan orang yang berfikir dengan obyek yang difikirkan”. 
Menurut Abdul Hamid Hakim dalam kitab Ushul fiqh (Mabadi awwaliyah) :
صفة ينكشف بها المطلوب اِنكشافا تامّا
Artinya :”Suatu sifat yang dengan sifat itu terbukalah apa yang dicari secara sempurna’.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu rumusan hasil dari pemikiran orang yang berfikir tentang sesuatu obyek/yang difikirkan sesuai dengan realitasnya yang diyakini kebenarannya.
B.     OBYEK ILMU
Obyek yang menjadi kajian ilmu pengetahuan menurut Ilmuwan muslim secara garis besar terbagi dua bagian yaitu alam materi dan nonmateri, berdasarkan firman Allah :
فلا أقسم بما تبصرون * وما لا تبصرون
Artinya :”Aku bersumpah dengan yang kamu lihat dan yang kamu tidak lihat”. (Q.S. Al-Haqqah [69] : 38-39)
فوجدا عبدا من عبادنا أاتيناه رحمة من عندنا وعلّمناه من لدنّا علما
Artinya :”Lalu mereka (Musa da Muridnya) bertemu dengan seorang hamba dari hamba-hamba Kami, yang telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. (Q.S. Al-Kahfi [18] :65)
الّذي علّم بالقلم *علّم الأنسان ما لم يعلم
Berdasarkan ayat di atas bahwa dilihat dari cara memperolehnya, ilmu terbagi dua yaitu ilmu ladunni dan ilmu kasbi. Ilmu ladunni adalah ilmu yang diperoleh tanpa usaha manusia seperti wahyu, ilham, intuisi, firasat manusia yang suci jiwanya  atau faktor kebetulan yang dialami oleh ilmuwan yang tekun dll. sebagaimana diisyaratkan pada QS Al-Kahfi ayat 65 dan Al-‘Alaq ayat 5, sedangkan ilmu kasbi adalah ilmu yang diperoleh karena memakai alat ataau atas dasar usaha manusia. Allah mengisyaratkan dengan firmannya Q.S. Al-‘Alaq ayat 4.
Adapun sarana yang harus digunakan untuk meraih pengetahuan, diantaranya pendengaran, penglihatan, akal dan hati, sebagaimana firman Allah dalam  Q.S. An-Nahl [16]ayat 78 :
والله اخرجكم من بطون امّهاتكم لا تعلمون شيئا وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلّكم يشكرون
Artinya :”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl [16]: 78)
Klasifikasi Ilmu dilihat dari sumbernya terbagi dua, yaitu : ilmu Qadim dan ilmu Hadits. Ilmu Qadim (yang dahulu) adalah ilmu yang ada pada Zat Allah SWT, sedangkan ilmu Hadits (yang baru) adalah ilmu yang ada pada selain Allah. Ilmu ini terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu: Badihi, Dharuri dan Istidlali/ Nadzari. Ilmu Badihi adalah ilmu yang sederhana, jelas dengan sendirinya, tidak memerlukan definisi atau penalaran. Ilmu Dharuri (a priori) adalah ilmu yang terhasilkan dalam diri kita, bukan dari usaha kita dan tidak mungkin dihapus dari jiwa kita dengan cara apapun disertai kebutuhan mutlak terhadapnya. Ilmu Dharuri sering diseartikan dengan Ilmu Badihi. Ilmu Nadzari (inferensial) adalah ilmu yang dihasilkan dari penalaran.
Hakikat ilmu tidak cukup hanya dengan adanya kesesuaian antara kepercayaan/ pernyataan dengan realitas objek tapi juga mengenai ilmu inferensial, harus berdasarkan metode ilmiah tertentu yaang berpangkal pada skeptik dan putusan itu merupakan keyakinan yang pasti.

C.     KEUTAMAAN ILMU
a)      Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu
شهدالله أنّه لااِله اِلاّهووالملائكة وأولوالعلم قائما بالقسط
Artinya:”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang menegakkan keadilan dan para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian tu) (Q.S. Ali Imran[3]:18)
Berdasarkan Quran terjemah, dalam ayat ini, Allah menempatkan kedudukan orang yang berilmu pada urutan ketiga setelah Diri-Nya dan para Malaikat, hal ini menunjukkan adanya kemuliaan, keutamaan dan keagungan yang diberikan Allah kepada orang yang berilmu.
Dalam tafsir Ibnu Katsir: bahwa Allah SWT bersaksi dan cukuplah Ia yang menjadi saksi, dan Dia adalah saksi Yang Paling Benar, Yang Paling Adil dan Paling Benar Perkataannya. Yang seorang diri dalam ketuhanan untuk sekalian makhluk, seluruhnya menjadi hamba dan makhluk-Nya, seluruhnya membutuhkan-Nya dan Dia tidak membutuhkan sesuatu pun pada selain-Nya. Ayat ini menunjukkan adanya kedudukan yang sangat istimewa bagi para ulama.
يرفع الله الذين أّامنوا منكم والذين أوتواالعلم درجات
Artinya:”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-Mujadilah[58]: 11)
Menurut Ibnu Abbas: “bagi para ulama akan ditinggikan derajatnya melebihi orang-orang mukmin sampai tujuh ratus derajat yang mana jarak antara dua derajat bisa ditempuh  selama lima ratus tahun.
اِنما يخشى الله من عباده العلماء
Artinya:” Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (Q.S. Fathir{35}: 28)
Yang dimaksud ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah, atau orang-orang yang memiliki pengetahuan tantang fenomena alam. Berdasarkan ayat ini bahwa orang yang berilmu harus memiliki sifat dan ciri tertentu antara lain adalah sifat khasyat yakni takut dan kagum kepada Allah.
قل كفى بالله شهيدا بيني وبينكم ومَن عنده علم الكتاب
Artinya:”Katakanlah:”cukuplah Allah menjadi saksi diantaraku dan kamu dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab. (Q.S. Ar-Ra’du[13]: 43)
Orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab maksudnya adalah ulama-ulama ahli Kitab yang memeluk agama Islam.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, menurut satu riwayat, ayat ini ditujukan kepada Abdullah bin Salam tapi pendapat ini ditolak oleh Mujahid dan beliau mengatakan bahwa pendapat itu aneh, karena ayat ini diturunkan di Makkah, sementara Abdullah bin Salam masuk islam pada awal kedatangan Nabi ke Madinah. Menurut pendapat yang lebih jelas tentang masalah ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-‘Aufi yang diterima dari Ibnu ‘Abbas bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani. Sementara menurut Qatadah mereka itu adalah Ibnu Salam, Salman dan Tamim Ad-Daary. Menurut Mujahid yang diterima dari Ibnu Abbas, maksudnya adalah Allah SWT, dan Sa’id bin jabir pun mengingkari bahwa yang dimaksud adalah Abdullah bin Salam, karena ayat ini termasuk Makiyyah dan ia pernah membacanya.
قال الذي عنده علم من الكتاب أنا أاتيك به قبل ان يرتدّ اِليك طرفك
Artinya:” Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. (Q.S. An-Naml [27]: 40)
Al-Kitab di sini maksudnya adalah kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman yaitu Taurat dan Zabur. Ayat di atas menunjukkan besarnya kekuatan ilmu sehingga mampu memindahkan singgasana.
وقال الذين أوتوا العلم ويلكم ثواب الله خير لمن آمن وعمل صالحا ولايلقّٰها اِلاّ الصّابرين
Artinya:”Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:”kecelakaanlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Qashash[28]: 80)
Ayat ini menjelaskan bahwa besarnya ukuran (pahala) di akhirat bisa  diketahui dengan ilmu
ولوردّوه الى الرّسول واِلى أولي الأمر منهم لعلمه الذين يستنبطونه منهم
Artinya:”Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka,tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)”. (Q.S. An-Nisaa[4]: 83)
Yang dimaksud Ulil Amri di sini adalah tokoh-tokoh sahabat dan para cendikiawan di antara mereka. Menurut Mufassirin yang lain maksudnya adalah kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan Ulil Amri tentulah Rasul dan Ulil Amri yang ahli yang dapat menyimpulkan (isthinbat) dari berita itu.
يا بني آدم قد أنزلنا عليكم لباسا يواري سواٰتكم وريشا ولباس التقوي
Artinya:”Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu, pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian taqwa”. (Q.S.Al-A’raf[7]:26)
Maksud pakaian yang menutupi auratmu adalah ilmu, pakaian indah adalah keyakinan dan pakaian taqwa adalah rasa malu.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir : Menurut Ibnu Jarir “الرّياش” dalam perkataan orang Arab adalah pernak-pernik yang nampak pada pakaian, menurut Ali bin Abi Thalhah yang diterima dari Ibnu Abbas sebagaimana yang diceritakan oleh Imam Bukhari “الرّياش” adalah harta. menurut Imam Mujahid, ‘Urwah bin Zubair,As-Saddy dan Ad-Dhahhak bahwa Al-‘Aufi berkata diterima dari Ibnu Abbas,الرّيش adalah pakaian dan العيش adalah kenikmatan. menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam adalah keindahan.
ولقد جئنا هم بكتاب فصّلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون
Artinya:”Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka yang kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-A’raf[7]: 52)
بل هواٰيات بيّنات في صدور الّذين أوتوا العلم
Artinya:”Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu”. Q.S. Al-‘Ankabut[29]: 49)
Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu terpelihara dalam dada dengan dihafal oleh banyak kaum muslimin turun temurun dan difahami oleh mereka sehingga tidak ada seorang pun yang dapat merobahnya.
b)  Hadits tentang Keutamaan Ilmu
يستغفر للعالم ما في السّموات والأرض
Artinya : “segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi akan memintakan ampunan bagi orang yang berilmu”.
انّ الحكمة تزيد الشريف شرفا وترفع المملوك حتّى يدرك مدارك الملوك (اخرجه ابو نعيم عن انس)
Artinya : “Sesungguhnya ilmu hikmah itu dapat menambah kemuliaan seseorang dan mengangkat derajat hamba sahaya sehingga dapat menemukan kedudukan para raja”.
خصلتان لايكونان في منافق حسن سمت وفقه في الدّين (اخرجه الترمذي عن ابي هريرة)
Artinya :”Dua hal yang tidak ada pada orang munafiq yaitu jalan yang baik dan pemahaman terhadap agama”.
افضل الناس المؤمن العالم الذي اِن احتيج اليه نفع واِن استغني عنه أغنى نفسه (اخرجه البيهقي عن ابي الدرداء)
Artinya :”Manusia yang paling utama adalah mu’min yang berilmu yang apabila dibutuhkan dia memberi manfaat, dan apabila tidak dibutuhkan dia memanfaatkannya untuk dirinya sendiri.
الأيمان عريان ولباسه التقوي وزينته الحياء وثمرته العلم (اخرجه الحاكم عن ابي الدرداء)
Artinya :”Iman itu telanjang. Pakaiannya adalah taqwa, perhiasannya adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu”.
اقرب النّاس من درجه النبوّة اهل العلم والجهاد, امّا اهل العلم فدلّوا الناس على ما جاءت به الرسل وأمّا اهل الجهاد فجاهدوا بأسيافهم على ما جاءت به الرسل
Artinya :”Manusia yang paling dekat dengan derajat kenabian adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu karena mereka suka menunjukkan manusia kepada apa yang dibawa para Rasul sedangkan ahli jihad mereka berjuang dengan pedang sesuai dengan ketentuan yang ada pada Rasul”.
لموت قبيلة ايسر من موت عالم (اخرجه ابو نعيم من حديثابن عبّاس)
Artinya :”Kematian suatu kafilah sungguh lebih ringan dari pada kematian seorang ‘alim.
يوزن يوم القيامة مداد العلماء بدم الشهداء (اخرجه ابن ابي البرّ من حديث ابي الدّرداء)
Artinya:”Tintanya  para Ulama di Hari Qiamat akan ditimbang dengan darahnya para Syuhada.
يشفع يوم القيامة ثلاثة : الأنبياء ثمّ العلماء ثمّ الشهداء 
Artinya :”Tiga golongan yang akan memberikan syafa’at/ pertolongan pada Hari Qiamat yaitu : para Nabi, Ulama dan Syuhada”.
انّكم اصبحتم في زمن كثير فقهاؤه قليلٍ قرّاؤه وخطباؤه قليل سائله كثير معطوهي العمل فيه خير من العلم, وسيأتي على النّاس زمن قليل فقهاؤه كثير خطباؤه قليل معطوه كثير سائله العلم فيه خير من العمل
Artinya :”Sesungguhnya kamu telah berada pada masa dimana pada masa itu banyak orang yang berilmunya, sedikit orang yang pandai membaca dan berkhutbah, sedikit orang yang meminta tapi banyak orang yang memberi, pada masa itu amal lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang suatu masa pada manusia di mana sedikit sekali orang yang berilmu tapi banyak penceramahnya, sedikit sekali orang  yang memberi tapi banyak sekali orang yang meminta-minta, pada masa itu ilmu lebih baik dari pada amal”.
اِنّ قليل العمل ينفع مع العلم بالله واِنّ كثيرالعمل لا ينفع مع الجهل بالله
Artinya :”sesungguhnya amal yang sedikit akan memberi manfaat bila disertai keyakinan kepada Allah dan sesungguhnya amal yang banyak tidak akan memberi manfaat bila disertai kebodohan kepada Allah”.
D.    MANFAAT ILMU
Dengan ilmu yang dianugerahkan Allah kepada manusia, menjadikan manusia  mendapatkan kehormatan lebih dibanding makhluk lain. (Q.S. Al-Baqarah:31-35)
Dengan ilmu, bisa mengantarkan seseorang kepada keimanan, keikhlasan dan ketundukan kepada Allah. Allah berfirman (Q.S. Al-Haj [22] :54) :
وليعلم الذين أوتوا العلم انّه الحق من ربك فيؤمنوا به فتخبت له قلوبهم
Artinya :”Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasannya Al-Quran itulah yang haq dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya”.
Kata-Kata Bijak dari Para Ulama
قال الحسن بن علي : الجاهلون فموتي قبل موتهم والعالمون واِن ماتوا فأحياء
Artinya :”Orang -orang yang bodoh mereka itu telah mati sebelum mereka mati sedangkan orang yang berilmu meskipun sudah mati mereka itu hidup.
قال الشيخ الأسلام برهان الدّين : وفي الجهل قبل الموت موت لأهلهم * واجسامهم قبل القبورقبورهم * واِن امرؤ لم يحي بالعلم * ليس له حين النشور نشور
Artinya :” orang yang bodoh sebelum dia mati, adalah kematian bagi keluarganya sedangkan tubuh mereka sebelum di kubur adalah kuburan dan apabila seseorang tidak hidup dengan ilmu, maka tidak ada kebangkitan baginya pada saat mereka bangkit.
ليس الحياة بأنفاس تردّدها ولكنّ الحياة حياة العلم والعمل
Artinya :”hidup bukanlah hanya helaan nafas semata, akan tetapi hidup sebenarnya adalah hidupnya ilmu dan amal”.
ليس اليتيم من مات أبوه ولكنّ اليتيم يتيم العلم والعمل
Artinya :” Bukanlah yatim itu karena ditinggal mati ayahnya, akan tetapi yatim itu adalah tidak adanya ilmu dan amal”.
حباة الاِنسان بالروح وحباة الروح بالعقل وحياة العقل بالدّين وحباة الدّين بالعلم وحياة العلم بالعمل وحياة العمل بالاِخلاص
E.     KESIMPULAN
Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah suatu keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang dapat menimbulkan dampak dalam kehidupan karena ilmu merupakan cahaya yang dinampakkan Allah ke dalam hati orang-orang yang dikehendakinnya sehingga dengan ilmu bisa mengantarkan seseorang kepada keimanan, kepatuhan dan keikhlasan dan melahirkan amal-amal yang sesuai dengan petunjuk Ilahi dan menimbulkan kesadaran akan jati dirinya sebagai makhluk yang dha’if di hadapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Titik tolak atau motivasi pencarian ilmu dan tujuan akhirnya tiada lain kecuali mencari ridha Allah semata.

Oleh : N. Ade Lia Royani
NIM : 11.017
Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
Program Pascasarjana IAIC Tasikmalaya
-referensi ada pada penulis-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar