Syair Abu Nawas - Arab, Latin dan Artinya

I'tirof - Syair Abu Nawas - Arab, Latin dan Artinya

Marhaban ya Ramadhan. Mari kita sambut Bulan Ramadhan dengan Syair Abu Nawas (Al I'tirof) dalam Puisi Cak Nun. Makna yang terkandung dalam syair abu nawas sangat baik untuk diucapkan dalam doa sebagai ucapan menyambut ramadhan. Kita bersimpuh, merendah, seraya mengungkapkan segala dosa dan kesalahan dan mengharap rahmat dan ampunan Allah SWT. Dalam vidio ini caknun menjelaskan makna syair doa abu nawas yang terkenal baik dengan nama syair abu nawas, syair abu nuwas, atau al i'tirof dalam bentuk puisi. Al i'tiraf sendiri secara umum berisi tentang pengakuan dosa, merendahkan diri dihadapan Allah SWT, permohonan taubat atau taubat nasuha. Sehingga selain kita mengucapkan ucapan menyambut ramadhan 2021 kepada teman, keluarga, dan kerabat, Sebaiknya kita juga mengucapkan ucapan menyambut ramadhan dalam doa kita kepada Allah SWT. Seraya mengharap karunia dan hidayah-Nya. Mungkin ada diantara kita yang menyebut doa abu nawas ini sebagai sholawat abu nawas, karena lagu syiir abu nawas sering kita dengarkan di masjid sebelum melaksanakan shalat berjama'ah. Atau biasa disebut dengan sholawatan atau pupujian. Sholawatan atau pupujian sebelum sholat berjamaah adalah tradisi yang baik. Sebagai wasilah agar anak-anak, remaja, hingga orang tua tertarik untuk datang ke mesjid dan melaksanakan sholat berjama'ah. Dalam hitungan hari, kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan 2021 atau 1442 Hijriyah. Semoga, selain membersihkan diri, kita berusaha membersihkan hati dan jiwa dengan cara taubat, mengakui segala dosa yang sudah dilakukan. Baik dosa besar atau kecil, sengaja atau tidak sengaja, terasa dan tidak terasa. Dan akhirnya, semoga kita dapat dipertemukan dengan bulan suci ramadhan dalam keadaan suci lahir dan batin. aamiin.. Wallahul Muwafiq ilaa aqwamit thariiq.. Wallahul Musta'an.. Wallahu A'lam..

Berikut syair Abu Nawas arab, Latin dan artinya:

ًإِلهَِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ 

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaa

ِوَلاَ أَقْوَى عَلَى النَّارِ الجَحِيم

wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim 

فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii

 

فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم

fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi

Terimalah tobat-tobat hamba dan ampunilah dosa-dosa hamba. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun atas segala dosa yang hamba perbuat

ذُنُوْبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرِّمَالِ

Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali

ِفَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل

fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ

Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi

وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي

wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

إِلهَِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ

Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka

َمُقِرًّا بِالذُّنُوبِ وَقَدْ دَعَاك

muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu

َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlu

َفَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك

wa in tathrud faman narjuu siwaaka

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?